Karena
tidak sejalan dengan Amerika, maka Soekarno diceritakan sebagai seorang
komunis, diktator dan koruptor. Dan tak lupa juga seorang "Playboy"
karena kesukaannya dengan perempuan. DPR Indonesia
ketika itu, setelah
Dekrit Kembali ke UUD45, disebut juga hanya sebuah lembaga legislatip
"rubber stamp", karena mengiyakan semua kehendak BK.
Soeharto
mengalami nasib yang sama. Diawal Soeharto dianggap sebagai "our local
army friend". Tapi begitu Soeharto sudah pecaya diri dan menghendaki
haluan ekonomi yang beda dengan para penasehat Mafia Berkeley, kampanye
pembusukan citra digulirkan.
Soeharto
akhirnya hanya seorang jenderal korup, diktator dan pelaku utama
kejahatan terhadap kemanusiaan. Lembaga DPR di era ORBA pun mendapat
julukan, sekedar "cap fiat" untuk kepentingan Soeharto.
Berkat
kampanye media Barat, apa yang terjadi dengan dengan BK terjadi juga
dengan Soeharto.Keduanya dicopot dari kekuasaannya oleh tangan tangan
CIA dan MI6 yang tak terlihat.
Banyak
sudah pengamat memperkirakan SBY akan mengalami nasib yang sama. Di
dalam negeri ketidak populerennya sudah seleher, hampir
menenggelamkannya. Pengamat karenanya ingin meramal dia akan jatuh.
Ah,
tapi di mata "handler"nya di Washington, SBY masih dianggap anak loyal,
manis dan penurut. Tidak neko neko. Karena itu media di sana tidak
menggubris bagaimana rusaknya negeri ini dibuat SBY dan kroninya.
Korupsi di mana mana, keadilan dilecehkan,lingkungan dirusak dan hutang
negara pun menjadi jadi. SBY jelas jelas sudah tidak lagi dipercaya
rakyat.
Tapi selama media Barat belum melakukan kampanye hitam terhadap SBY, maka dia akan aman sampai 2014. Percaya lah! (GFI)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar